CERPEN
Thursday, September 5, 2019
saat
saat diam tak ada kabar
saat hening menunggunya datang
saat itu aku tersadar
saat ini aku nunggu pulang
saat hening menunggunya datang
saat itu aku tersadar
saat ini aku nunggu pulang
Mengumpat
Menyiksa hati dengan dengki
Merawat amarah hingga puncak
Lalu biarkan hingga terpecah
Berantakan, berserakan, dan musnah
Merawat amarah hingga puncak
Lalu biarkan hingga terpecah
Berantakan, berserakan, dan musnah
Teriak tak lagi sesyahdu dahulu
Dengan irama yang berbeda
Merangkai nada sumbang terindah
Menghujat Tuhan
Dengan irama yang berbeda
Merangkai nada sumbang terindah
Menghujat Tuhan
Sang Mata yang tak pernah lelah
Disumpah tak pernah melihat kenyataan
Sang Telinga yang tak pernah tuli
Disangka tak pernah setia mendengar
Disumpah tak pernah melihat kenyataan
Sang Telinga yang tak pernah tuli
Disangka tak pernah setia mendengar
Simfoni sumpah serapah
Dari mulut mulut munafik
Berdiri dengan naif
Dengan sorban
Dari mulut mulut munafik
Berdiri dengan naif
Dengan sorban
Masih saja, dalam doa
Ba'da sholat, dan setiap saat
Diselipkan hujatan sehalus sutra
Lalu meminta dan terus meminta
Ba'da sholat, dan setiap saat
Diselipkan hujatan sehalus sutra
Lalu meminta dan terus meminta
Desember dua puluh delapan
Genap jam tiga, tengah malam
Genap jam tiga, tengah malam
Lama tenggelam dimakan usia
Bergelut dengan mimpi dan cita-cita
Seakan lupa, kita tak lagi sama
Menjauh karena urusan dunia
Bergelut dengan mimpi dan cita-cita
Seakan lupa, kita tak lagi sama
Menjauh karena urusan dunia
Sapa yang dahulu terawat indah
Kini usang, berantakan tak berbekas
Dengan segala pembelaan diri
Engkau, dia dan kita sama-sama menjauh
Kini usang, berantakan tak berbekas
Dengan segala pembelaan diri
Engkau, dia dan kita sama-sama menjauh
Melepas lelah, membuang resah
Tertanam dibenak saat akan berjumpa
Berbagai kosa kata disiapkan
Tak lupa sepasang kemeja dan celana
Tertanam dibenak saat akan berjumpa
Berbagai kosa kata disiapkan
Tak lupa sepasang kemeja dan celana
Hening
Hening
Saat mata tak lagi menyala
Tertelan lidah penuh dusta
Mata, dan lidahmu
tak bergeming.
Saat mata tak lagi menyala
Tertelan lidah penuh dusta
Mata, dan lidahmu
tak bergeming.
Lihat!
Puluhan hati yang kau tikam
Dengan sorot tajam matamu
Ribuan janji kau buat ingkar
Merasa benar dengan sedikit sentuhan lidah
Puluhan hati yang kau tikam
Dengan sorot tajam matamu
Ribuan janji kau buat ingkar
Merasa benar dengan sedikit sentuhan lidah
Kini kau dihujam dusta dan janjimu
Dengan mata sembab yang dulu indah
Sekarat dengan kata yang tak terucap
Mati diatas kakimu sendiri
Dengan mata sembab yang dulu indah
Sekarat dengan kata yang tak terucap
Mati diatas kakimu sendiri
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)